Konon, dahulu Ondel-ondel biasanya minta madat. Namun karena madat atau ganja dilarang sebagai gantinya Ondel-ondel dikasih rokok lisong, dengan cara ditempelkan di mulutnya. Ondel-ondel juga bisa digunakan untuk menolak bala atau roh jahat. Konon wabah cacar itu habis, setelah orang-orang mengarak Ondel-ondel keliling kampung.
Ondel-ondel biasa nya ada pada saat perayaan Ulang Tahun Jakarta. Biasa pula dibawa beberapa pasang, sehingga merupakan arak-arakan tersendiri yang cukup meriah. Musik pengiring ondel-ondel bervariasi tergantung masing-masing rombongan. Ada yang di iringi dengan musik tanjidor, gendang pencak Betawi, Bende, Kemes, Ningnong dan Rebana Ketimpring, dll.
Disamping untuk memeriahkan arak-arakan pada masa yang lalu biasa pula mengadakan pertunjukan keliling, “Ngamen”. Terutama pada perayaan-perayaan Tahun Baru, baik masehi maupun Imlek. Sasaran pada perayaan Tahun Baru Masehi daerah Menteng, yang banyak dihuni orang-orang Kristen. Pendukung utama kesenian ondel-ondel petani yang termasuk “abangan”, khususnya yang terdapat di daerah pinggiran kota Jakarta dan sekitarnya.
Bahan Pembuat Ondel-Ondel
Bahan untuk membuat Ondel-ondel sangat sederhana dan mudah untuk didapatkan. Biasanya mukanya terbuat dari kayu, kerangka badan dari bambu yang diikat kawat beton. Rambutnya dibuat dari ijuk, sementara kembang-kembangnya terbuat dari kembang kertas minyak atau kertas kado yang mengandung plastik agar tahan air.
Aslinya kerangka badan Ondel-ondel berasal dari rotan, supaya kuat. Namun karena saat ini rotan sekarang mahal, maka diganti dengan bambu. Dulu, dalam sebuah penampilan Ondel-ondel hanya dibuat sepasang, laki-laki dan perempuan. Untuk menandainya, Ondel-ondel laki mukanya berwarna merah, Ondel-ondel perempuan mukanya berwarna putih, dengan tampang sederhana.
Dalam perkembangannya, bukan hanya gambar mata seperti mata manusia, lengkap dengan alis yang terbuat dari bulu, juga sekali muncul bisa lima sampai 10 pasang. Dengan ukuran standar, tingginya sekitar tiga meter.
Bentuk Fisik Ondel – Ondel
Ondel-ondel berbentuk boneka besar dengan rangka anyaman bambu dengan ukuran kurang lebih 2,5M, tingginya dan garis tengahnya kurang dari 80 cm. Dibuat demikian rupa agar pemikulnya yang berada di dalamnya dapat bergerak agak leluasa. Rambutnya dibuat dari ijuk,”duk” kata orang Betawi.
Boneka Ondel-ondel Betawi terdiri menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan. Di bagian kepala terdapat mahkota yang berhiaskan lukisan flora dan fauna seperti burung merak, naga, bunga teratai, bunga delima, dan semanggi. Selain itu juga terdapat kembang kelapa di kepala boneka Ondel-ondel. Kembang kelapa yang berbentuk seperti kumpulan daun kelapa diibaratkan dari kota Jakarta yang pada abad ke-15 bernama Sunda Kelapa karena sebagian wilayah Sunda Kelapa merupakan perkebunan kelapa.
Wajah boneka Ondel-ondel rata-rata berwarna merah pada boneka Ondel-ondel laki-laki dan putih pada boneka Ondel-ondel wanita. Warna merah pada Ondel-ondel laki-laki melambangkan kekuatan, kekuasaan, keberanian, dan ego yang keras sedangkan pada ondel-ondel wanita yang berwarna putih melambangkan kesucian, kelembutan, keramahan dan keanggunan.
Pada bagian badan, boneka Ondel-ondel wanita menggunakan pakaian yang disebut kebaya encim, sedangkan untuk laki-laki, pakaian yang digunakan yaitu safari atau ujung serong. Pada badan bagian bawah boneka Ondel-ondel menggunakan sarung yang disebut sarung jamblang. Pada acara-acara resmi, biasanya untuk boneka Ondel-ondel laki-laki di bagian bahunya di selempangkan sarung cukinyang bermotif kotak-kotak, sedangkan pada Ondel-ondel wanita menggunakan selendang yang bermotif flora atau fauna.
SUMBER :
http://jakartapunyasouvenir.blogspot.com/2011/10/asal-usul-ondel-ondel.html
http://www.aktual.co/warisanbudaya/181500ondel-ondel-awalnya-sebagai-penolak-bala
http://www.suatufakta.com/2012/03/ondel-ondel-ada-karena-benyamin-s.html#ixzz2Wvs3BLFw
EmoticonEmoticon